Li Mei-jin adalah seorang anak yang sangat berprestasi di sekolah. Ayahnya adalah seorang guru, sedangkan ibunya bekerja di sawah. Saat kecil, ibu Mei-jin memintanya ...untuk berhenti sekolah setelah lulus SD dan membantunya di sawah. Tapi Mei-jin bersikeras untuk melanjutkan sekolah. Dia bercita-cita menjadi seorang guru sama seperti ayahnya. Waktu berjalan begitu cepat, tidak terasa Mei-jin sudah menjadi guru SD selama tiga tahun. Tahun ini, pertama kalinya dia mengajar murid tingkat atas. Shu-qin, teman kerjanya, mengatakan bahwa mengajar murid tingkat atas tidaklah sama seperti mengajar murid tingkat bawah.
Ucapan Shu-qin ternyata tidak salah, saat mulai mengajar kelas lima, dia menghadapi seorang murid yang membuatnya sakit kepala. Murid tersebut bernama Liao Wei-de. Hasil ujian Liao Wei-de sangat buruk, dia juga tidak mengerjakan PR dan hukuman menulis. Saat istirahat, dia tidak pernah makan siang di sekolah. Mei-jin pun berniat untuk memberi tahu orang tua Wei-de tentang kondisi anak mereka.
Sebenarnya Liao Wei-de adalah seorang anak yang baik. Ayahnya bekerja memperbaiki sepatu untuk menghidupi keluarga, sedangkan ibunya sedang sakit. Jadi Wei-de harus membantu pekerjaan di rumah dan mengurus adik-adiknya. Hal ini membuat Wei-de tidak bisa berkonsentrasi dalam pelajaran, karena dia tidak ada waktu untuk belajar.
=======================================
Visit our website: http://www.daaitv.co.id/DAAI-WP/
Li Mei-jin adalah seorang anak yang sangat berprestasi di sekolah. Ayahnya adalah seorang guru, sedangkan ibunya bekerja di sawah. Saat kecil, ibu Mei-jin memintanya ...untuk berhenti sekolah setelah lulus SD dan membantunya di sawah. Tapi Mei-jin bersikeras untuk melanjutkan sekolah. Dia bercita-cita menjadi seorang guru sama seperti ayahnya. Waktu berjalan begitu cepat, tidak terasa Mei-jin sudah menjadi guru SD selama tiga tahun. Tahun ini, pertama kalinya dia mengajar murid tingkat atas. Shu-qin, teman kerjanya, mengatakan bahwa mengajar murid tingkat atas tidaklah sama seperti mengajar murid tingkat bawah.
Ucapan Shu-qin ternyata tidak salah, saat mulai mengajar kelas lima, dia menghadapi seorang murid yang membuatnya sakit kepala. Murid tersebut bernama Liao Wei-de. Hasil ujian Liao Wei-de sangat buruk, dia juga tidak mengerjakan PR dan hukuman menulis. Saat istirahat, dia tidak pernah makan siang di sekolah. Mei-jin pun berniat untuk memberi tahu orang tua Wei-de tentang kondisi anak mereka.
Sebenarnya Liao Wei-de adalah seorang anak yang baik. Ayahnya bekerja memperbaiki sepatu untuk menghidupi keluarga, sedangkan ibunya sedang sakit. Jadi Wei-de harus membantu pekerjaan di rumah dan mengurus adik-adiknya. Hal ini membuat Wei-de tidak bisa berkonsentrasi dalam pelajaran, karena dia tidak ada waktu untuk belajar.
=======================================
Visit our website: http://www.daaitv.co.id/DAAI-WP/
Mei-jin pergi mencari alamat rumah Liao Wei-de, tapi ternyata dia sudah tidak tinggal di sana. Mei-jin pun meminta murid-muridnya untuk menuliskan daftar alamat serta ...nomor telepon secara lengkap. Namun Wei-de tetap menuliskan alamat yang sama dengan yang sebelumnya. Saat makan siang, Wei-de pulang ke rumah seperti biasa. Mei-jin memutuskan untuk mengikutinya ke rumah. Sesampainya di rumah, Mei-jin bertemu dengan ayah Wei-de. Akhirnya Mei-jin tahu bahwa ternyata hidup Liao Wei-de sangat menderita. Dia harus memasak, merebus obat untuk ibunya, juga harus menjaga adik-adiknya. Karena banyak hal yang harus dikerjakan, Wei-de pun sudah kelelahan saat mengerjakan PR. Mei-jin sangat memahami hal ini, karena saat kecil dia juga mengalami hal yang sama. Mei-jin pun memutuskan untuk membantu Liao Wei-de.
Shu-qin mengajak Mei-jin untuk dijodohkan dengan Xu Guang-qing. Karena sedang dipusingkan oleh masalah murid-muridnya, Mei-jin salah mendengar ucapan Shu-qin, dan Shu-qin mengira Mei-jin setuju bertemu dengan Guang-qing. Akhirnya Mei-jin terpaksa pergi menemui Guang-qing. Guang-qing adalah seorang pria yang pemalu, kalau sedang tegang, dia jadi tidak bisa bicara. Oleh karena itu, Mei-jin mengira Guang-qing tidak sopan karena tidak mengajaknya bicara. Saat mereka mau pulang, Mei-jin melihat Wei-de. Guang-qing pun membantu Mei-jin mengejar Wei-de.
Saat tiba di rumah, Guang-qing langsung ditanya oleh ayahnya tentang pertemuannya dengan Mei-jin. Mengetahui bahwa ternyata Guang-qing tidak berbicara apa-apa dengan Mei-jin, ayahnya mengomelinya karena dia tidak pandai bicara.
=======================================
Visit our website: http://www.daaitv.co.id/DAAI-WP/
Ayah Guang-qing merasa sangat tidak puas karena Guang-qing tidak pandai bicara. Dia pun berniat mengajarkan beberapa trik kepadanya, tapi Guang-qing berpikir Mei-jin tidak akan ...mau bertemu dengannya lagi.
Ayah Wei-de membuatkan sebuah meja belajar, berharap Wei-de bisa belajar dengan baik dan kelak bisa menjadi orang yang berguna. Di sekolah, murid-murid protes kepada Mei-jin karena Wei-de seharusnya menerima hukuman. Maka dari itu, Mei-jin mengumumkan bahwa Wei-de harus tinggal di kelas setiap hari untuk menerima pelajaran tambahan. Bagi Wei-de, hukuman itu terlalu berat karena dia tidak bisa tinggal di kelas dan menunda waktu pulang. Lalu dia terpikirkan cara untuk diam-diam kabur dari sekolah. Mei-jin merasa sangat marah dengan kelakuan Wei-de, dia tidak tahu bahwa sebenarnya Wei-de sepulang sekolah harus bekerja di toko obat untuk dapat menebus obat ibunya.
Sedangkan ayah Wei-de terus mengira Wei-de menerima pelajaran tambahan di sekolah sampai malam. Suatu hari ayah Wei-de pergi ke sekolah mengantarkan buku Wei-de yang ketinggalan di rumah. Mei-jin takut ayah Wei-de akan menghukum Wei-de, sehingga dia tidak menceritakan bahwa sebenarnya Wei-de tidak tinggal di kelas sepulang sekolah. Kemudian Mei-jin meminta Wei-de berterus terang kepadanya, akhirnya Wei-de pun menceritakan semuanya kepada Mei-jin.
Shu-qin dan Su-qin sangat berniat untuk menjodohkan Mei-jin dan Guang-qing. Karena pertemuan yang pertama gagal, Su-qin membelikan tiket konser agar mereka dapat bertemu untuk kedua kalinya. Awalnya Guang-qing tidak mau, tapi setelah dipaksa oleh ayahnya, dia pun akhirnya mau mengajak Mei-jin pergi menonton konser itu. Pada saat konser, ternyata tempat duduk mereka tidak bersebelahan. Guang-qing bertemu dengan temannya, A Yi yang mengajaknya mengobrol di luar tempat konser itu. Saat Guang-qing mau merokok, kebetulan Mei-jin keluar dan melihatnya. Mei-jin menjadi sangat marah dan berpikir bahwa dia tidak akan mau bertemu lagi dengan Guang-qing. Namun kemudian, mereka tidak sengaja bertemu di tempat penjual sayur.
=======================================
Visit our website: http://www.daaitv.co.id/DAAI-WP/
Setelah bertemu secara kebetulan di tempat penjual sayur, Mei-jin dan Guang-qing mulai saling mengobrol. Pandangan mereka terhadap masing-masing pun jadi berubah. Guang-qing menyadari ternyata ...Mei-jin tidak segalak yang dia kira, Mei-jin juga menyadari bahwa Guang-qing adalah pria yang baik dan sopan.
Ayah Wei-de akhirnya mengetahui ternyata Wei-de tidak belajar di sekolah, melainkan membantu di toko obat. Ayah Wei-de sangat kecewa, dia pun marah besar dan memukul Wei-de dengan keras. Dia bahkan melempar meja belajar Wei-de sampai rusak. Keduanya bertengkar, lalu Wei-de kabur dari rumah. Ayah Wei-de terpaksa menelepon Mei-jin untuk meminta bantuan mencari Wei-de.
Saat Mei-jin mau pergi ke rumah Wei-de, ternyata Guang-qing kembali lagi untuk mencarinya. Maka Guang-qing pun ikut Mei-jin ke rumah Wei-de. Sesampainya di rumah Wei-de, Mei-jin membantu merebus obat ibu Wei-de, sedangkan Guang-qing pergi mencari Wei-de. Guang-qing menemukan Wei-de di sebuah taman. Lalu dia menceritakan kehidupan masa kecilnya yang ternyata lebih malang dibanding Wei-de. Mendengar kisah Guang-qing, Wei-de jadi merasa terhibur dan mulai bersemangat untuk bersekolah.
Suatu hari kakak ipar Mei-jin menyuruh Mei-jin pulang untuk mengikuti perjodohan, Shu-qin pun segera memberi tahu Su-qin tentang hal ini. Kemudian Su-qin meminta ayah Guang-qing agar menyuruh Guang-qing pergi mengunjungi keluarga Mei-jin. Akhirnya Guang-qing memberanikan diri untuk berbicara kepada Mei-jin bahwa dia mau ikut pulang bersamanya ke Pingtung.
=======================================
Visit our website: http://www.daaitv.co.id/DAAI-WP/
Saat mau berangkat menuju Pingtung, Guang-qing bercerita bahwa dia bersekolah di Pingtung karena ingin membuka usaha peternakan. Mei-jin tertawa dalam hati mendengar hal ini, ...dia merasa Guang-qing pasti tidak tahu betapa susahnya mengurus peternakan. Kemudian awalnya Mei-jin berkata akan menunjukkan beberapa pemandangan indah yang nanti mereka lewati, tidak disangka selama perjalanan Mei-jin malah tertidur pulas di bahu Guang-qing. Saat turun dari bus, Mei-jin mengajak Guang-qing makan mi di kedai yang dulu sering dia kunjungi bersama ayahnya. Setelah itu, mereka melanjutkan perjalanan ke rumah Mei-jin.
Melalui obrolan, Mei-jin dan Guang-qing saling memahami latar belakang keluarga mereka masing-masing. Mei-jin dibesarkan dalam lingkungan yang ramai karena keluarganya memiliki tujuh anak, sedangkan Guang-qing adalah anak tunggal yang dibesarkan tanpa kasih sayang ibu. Maka dari itu, Guang-qing merasa sangat iri pada Mei-jin yang memiliki banyak saudara.
Di rumah, ibu Mei-jin sudah menyiapkan banyak makanan untuk Guang-qing. Keramahan yang diberikan oleh ibu dan kakak-kakak Mei-jin membuat Guang-qing merindukan ibunya. Ibu Mei-jin merasa kasihan pada Guang-qing yang sejak kecil tidak memiliki ibu, dia pun menyuruh Guang-qing agar menganggap mereka sebagai keluarga sendiri. Guang-qing sangat senang mendengar hal ini. Keesokan harinya, Ibu Mei-jin mengungkapkan pendapatnya tentang Guang-qing kepada Mei-jin. Menurutnya Guang-qing adalah pria yang baik dan jujur, dia pun tahu Mei-jin menyukainya sehingga mendorong Mei-jin agar menjaga hubungan baik dengannya.
Tidak terasa waktu berjalan begitu cepat, Guang-qing dan Mei-jin harus segera kembali ke Taipei untuk mengajar. Guang-qing sungguh berat hati meninggalkan rumah Mei-jin, dia merasa ibu Mei-jin adalah ibu terbaik yang pernah dia temui. Saat mendengar bahwa ibu Mei-jin memiliki kesan yang sangat baik terhadapnya, Guang-qing merasa sangat gembira.
=======================================
Visit our website: http://www.daaitv.co.id/DAAI-WP/
Guang-qing merasa gembira saat mengetahui kesan ibu Mei-jin terhadapnya sangat baik. Begitu tiba di rumah, dia pun menceritakan hal ini pada ayahnya. Ayahnya juga ...merasa sangat senang, dia meminta Guang-qing agar mengajak Mei-jin ke rumahnya. Kembali ke sekolah, Mei-jin menyadari bahwa prestasi Wei-de mengalami peningkatan. Namun hari itu Wei-de tidak masuk ke sekolah. Karena merasa khawatir, Mei-jin pun memutuskan untuk pergi ke rumahnya. Ternyata rumah Wei-de sudah mau dihancurkan, sehingga mereka sekeluarga harus pindah ke Ankeng. Wei-de juga harus pindah sekolah, karena jarak dari Ankeng ke sekolahnya yang sekarang sangat jauh.
Pada hari terakhir di sekolah, Wei-de berharap bisa menjadi ketua kelas selama satu hari. Saat teman-temannya mengizinkannya menjadi ketua kelas, tidak disangka hal pertama yang Wei-de lakukan ialah menyuruh teman-temannya melepaskan sepatu dan lari keliling lapangan dua putaran. Ternyata Wei-de ingin menggunakan kesempatan ini untuk memperbaiki sepatu teman-temannya sebagai hadiah perpisahan.
Mendengar Mei-jin sedang merasa sedih, Guang-qing pun khawatir dan segera datang mengunjungi Mei-jin di sekolah untuk menanyakan apa yang telah terjadi. Lalu Mei-jin menceritakan tentang perasaannya yang tidak rela karena Wei-de pindah sekolah, Mei-jin juga meminta Guang-qing untuk menemaninya pergi membeli sesuatu.
Saat Guang-qing dan Mei-jin mengobrol, Guang-qing memberanikan diri untuk mengajak Mei-jin ke rumahnya. Akhirnya Mei-jin pun datang ke rumah Guang-qing. Ayah Guang-qing sangat senang dengan kedatangan Mei-jin dan bercerita banyak hal mengenai masa lalu keluarganya. Saat pulang, Guang-qing mengantar Mei-jin ke halte bus. Lalu dia kembali ke rumah. Begitu Mei-jin sudah hampir sampai di rumah, dia sangat terkejut melihat Guang-qing sedang menunggunya. Ternyata Guang-qing menyusul Mei-jin karena berniat memberanikan diri untuk melamarnya. Mei-jin yang tadinya ingin mempertimbangkan dahulu malah berubah pikiran, dia menerima lamaran Guang-qing saat itu juga.
=======================================
Visit our website: http://www.daaitv.co.id/DAAI-WP/